
Magelang – Ribuan warga Dusun Curah 3, Desa Sokorini, Kecamatan Muntilan, Magelang, berkumpul di Masjid Nurul Huda untuk melaksanakan tradisi Nyadran, sebuah ritual tahunan yang tidak hanya menjadi ajang mendoakan leluhur tetapi juga mempererat silaturahmi.
Sejak pagi, warga berduyun-duyun datang membawa berbagai hidangan yang nantinya akan dibagikan kepada sanak saudara dan tamu. Muhammad Azis Effendi, Kepala Desa Sokorini, menyebut bahwa Nyadran sudah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat.
“Ini adalah bentuk birrul walidain, penghormatan kepada orang tua dan leluhur. Selain itu, Nyadran juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarwarga,” ujar Azis.
Tradisi ini semakin istimewa karena menjadi magnet bagi perantau yang menyempatkan diri pulang kampung demi mengikuti prosesi. Nyadran di Sokorini diawali dengan pembacaan tahlil yang dipimpin seorang kiai, dilanjutkan doa bersama, dan ditutup dengan pembagian nasi berkat dalam keranjang kecil kepada seluruh peserta.
Tokoh agama setempat, Suyuti, menambahkan bahwa Nyadran bukan sekadar ritual, melainkan juga persiapan spiritual menyambut Ramadan.
“Ini adalah momen saling memaafkan dan membersihkan diri agar ibadah puasa bisa dijalankan dengan penuh keberkahan,” ungkapnya.
Dengan akar budaya yang kuat, Nyadran di Sokorini terus lestari sebagai warisan luhur yang mempertemukan nilai keagamaan, sosial, dan budaya dalam satu kesatuan
Nurul Abadi | Magelang Jawa Tengah