
Boyolali, Jawa Tengah – Sebanyak 533 prajurit pria dan wanita dari Sekolah Pertama Bintara Prajurit Karier (Semaba P-K) TNI Angkatan Udara mengikuti Latihan Berganda (Latganda) ke-54. Latihan ini merupakan puncak dari pembelajaran teori dan praktik kemiliteran yang telah mereka jalani di Skadron Pendidikan (Skadik) Lanud Adi Soemarmo, Boyolali.
Latihan yang berlangsung selama delapan hari ini digelar di medan yang menantang, mulai dari wilayah Wonogiri, Jawa Tengah, hingga Pacitan, Jawa Timur. Sebanyak 69 prajurit siswa wanita turut ambil bagian dalam latihan ini, menghadapi berbagai tantangan untuk menguji ketahanan fisik dan mental mereka.

Materi Latihan: Dari Navigasi Hingga Survival
Para siswa mendapatkan berbagai materi latihan taktis, di antaranya:
Ilmu Medan, Peta, dan Kompas (IMPK): Teknik navigasi untuk menentukan posisi diri dengan alat seperti kompas dan peta.
Taktik Kesatuan Kecil: Melatih kerja sama dan strategi tempur dalam tim kecil.

Tembak Reaksi: Latihan menembak dengan respons cepat.
Survival: Bertahan hidup di hutan tanpa bekal selama dua hari dua malam.

Serangan Senja: Simulasi serangan di medan perang dengan kondisi terbatas.
Salah satu tantangan terberat yang dihadapi siswa adalah long march, yaitu perjalanan jauh sambil membawa ransel berat. Winda, salah satu prajurit siswa, mengungkapkan kesannya:
“Kami merasa semangat mempraktikkan materi yang sudah diberikan. Long march menjadi tantangan terberat karena kami harus menjaga kekompakan, membawa beban berat, dan saling mendukung.”
Hal yang sama diungkapkan oleh Putri, yang menyatakan bahwa medan latihan yang belum pernah mereka lalui saat masih sipil menjadi tantangan tersendiri. Namun, berkat ilmu yang telah diberikan di homebase, mereka merasa lebih siap dan percaya diri.
Persiapan Matang dan Semangat Juang Tinggi
Sebelum terjun ke medan latihan, para siswa telah menjalani persiapan selama satu setengah bulan di Skadik 401. Menurut Linda Aulia, latihan ini adalah sesuatu yang mereka nantikan karena menjadi ujian dari semua ilmu yang telah dipelajari.
“Kami berlatih dengan penuh semangat dan keyakinan. Di Pacitan ini, kami membuktikan bahwa kami bisa dan tetap semangat hingga akhir,” ujar Linda.
Tujuan Latihan: Membentuk Prajurit Tangguh dan Profesional
Komandan Lanud Adi Soemarmo, Marsma TNI Bambang Juniar Djatmiko, menegaskan bahwa latihan ini sangat penting dalam membentuk mental juang dan keterampilan prajurit.
“Selama delapan hari, mereka mempraktikkan semua ilmu yang telah dipelajari, mulai dari membaca peta siang dan malam, turun tebing, penyeberangan basah, infiltrasi, hingga survival. Mereka harus bertahan hidup di hutan tanpa bekal selama dua hari dua malam,” jelasnya.
Selain melatih kesiapan tempur, penguasaan ilmu medan juga diperlukan untuk misi pencarian, evakuasi korban kecelakaan, hingga operasi SAR (Search and Rescue). Keterampilan ini menjadi bekal penting bagi setiap prajurit dalam menjalankan tugas di satuan masing-masing kelak.
Latihan Berganda ini menjadi bukti ketangguhan prajurit siswa Semaba P-K TNI AU dalam menghadapi medan berat dan berbagai tantangan. Dengan bekal ilmu dan latihan yang matang, mereka dipersiapkan menjadi prajurit yang ampuh, adaptif, modern, profesional, unggul, dan humanis.
Ahza Argani | Boyolali, Jawa Tengah




























