Pendiri Drone Emprit yang juga Founder at Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan saat ini pemanfaatan sains data dalam pengelolaan keanekaragaman hayati hutan mendesak dilakukan.
“Dengan sains data, para peneliti dapat memetakan kondisi hutan, memantau kerusakan, dan melacak perubahan dalam ekosistem secara real-time,” ujarnya usai mengisi Kuliah Umum yang diselenggarakan Program Studi Informatika, Program Magister Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Rabu (15/1/2025).
Sains data tersebut antara lain citra satelit, sensor jarak jauh, dan sistem informasi geografi (SIG). Menurutnya, pemanfaatan sains data dalam pengelolaan keanekaragaman hayati hutan di Indonesia berpotensi besar meningkatkan efektivitas konservasi.
Apalagi Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia, memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan beragam spesies endemik yang perlu dijaga. Penggunaan sains data akan juga membantu dalam perencanaan dan pemantauan restorasi ekosistem.
Teknologi pemrosesan data besar memungkinkan adanya analisis tren jangka panjang terkait perubahan tutupan lahan, deforestasi, dan degradasi hutan. Khusus di Indonesia, data tersebut sangat berguna karena mengalami deforestasi yang cukup signifikan.
“Data ini sangat berguna untuk mengidentifikasi area-area yang membutuhkan restorasi dan untuk memantau hasil dari program-program penghijauan,” kata dia.
Dalam Kuliah Umum tersebut juga menghadirkan Ketua Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII Irving Citra Paputungan, dan Beni Okarda dari CIFOR-ICRAF Indonesia.
Tujuan Kuliah Umum tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sains data dalam penelitian dan pengelolaan keanekaragaman hayati hutan. Selain itu, juga untuk mendorong kolaborasi antar disiplin ilmu dalam penelitian dan pengelolaan keanekaragaman hayati hutan.
“Semoga sesi tadi dapat menambah wawasan mahasiswa dan memberi ide untuk melakukan riset dan inovasi tentang penggunaan teknologi untuk pengelolaan sumberdaya hutan dan lingkungan,” demikian Beni Okarda menambahkan.
Andri Tyo , E-channel TV