Konferensi Internasional Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025 resmi dibuka pada Jumat (14/2) [ Dok UGM]

Konferensi Internasional Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025

Yogyakarta – Konferensi Internasional Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025 resmi dibuka pada Jumat (14/2) di Auditorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Acara ini mempertemukan para ahli, akademisi, dan praktisi kesehatan dari berbagai negara untuk membahas inovasi serta tantangan dalam pengendalian penyakit tropis.

Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, dalam sambutannya menekankan pentingnya konferensi ini dalam situasi kesehatan global yang penuh tantangan. “Ketidakpastian kebijakan, perubahan prioritas kesehatan, dan keterbatasan pendanaan menjadi alasan mengapa konferensi ini krusial,” ujarnya.

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, juga menegaskan bahwa pencegahan penyakit tropis membutuhkan sinergi global dan pemanfaatan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan untuk kesiapsiagaan pandemi.

Hari pertama konferensi menghadirkan dua simposium utama yang membahas pengembangan vaksin malaria, dampak perubahan iklim terhadap vektor penyakit, hingga strategi peningkatan cakupan vaksinasi. Selain itu, konferensi ini juga menjadi ajang peluncuran dua buku terbaru yang membahas pengendalian penyakit tropis.

GAMA-ICTM 2025 akan berlangsung selama dua hari, dengan sesi diskusi, peluncuran riset terbaru, serta workshop inovatif, termasuk teknologi Wolbachia untuk mengendalikan demam berdarah. Acara ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi global dalam menghadapi tantangan kesehatan tropis di masa depan.

Team E-Channel | Sleman Yogyakarta