BOYOLALI – Untuk mengantisipasi potensi rawan kecelakaan lalu lintas di jalan tol maupun jalan arteri, Polres Boyolali telah membentuk tim Quick Response Terpadu yang melibatkan berbagai instansi terkait. Ini lantaran diprediksi akan ada ke peningkatan arus kendaraan yang melintas di ruas tol Boyolali, utamanya menjelang Operasi Ketupat Candi 2025.

Tim Quick Response Terpadu ini akan bertugas selama Operasi Ketupat Candi, yang melibatkan instansi seperti Satlantas, Dishub, operator jalan tol, Dinas Kesehatan, PMI, BPBD, dan kendaraan derek. Dalam apel yang digelar pada Sabtu di Rest Area 487-B, Jalan Tol Solo-Semarang, Boyolali, Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto menekankan pentingnya memastikan peralatan darurat berfungsi dengan baik.

Kapolres Boyolali menjelaskan bahwa kecepatan penanganan situasi darurat di lapangan diharapkan dapat menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas di kilometer yang rawan kecelakaan.

“Jumlah pemudik yang melintas di jalur tol diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Kami mengimbau para pemudik untuk tetap waspada dan berhati-hati saat melintas, terutama di wilayah rawan kecelakaan,” ujar AKBP Rosyid.

Titik Rawan Kecelakaan

Saat ini, ruas jalan tol di Boyolali semakin panjang dengan adanya penambahan jalan tol Solo–Jogja. Untuk jalur Tol Semarang-Solo, panjangnya mencapai sekitar 32 km, dengan titik rawan kecelakaan di KM 471+400 hingga KM 503.

Sementara itu, jalur Solo-Jogja sepanjang 6 km, dari KM 0 hingga KM 6, juga perlu diwaspadai.

Di jalan tol Trans Jawa, khususnya ruas Semarang-Solo yang melintasi wilayah Boyolali, terdapat sejumlah titik rawan kecelakaan.

Salah satunya adalah titik antara KM 480 hingga KM 489 yang memiliki kontur jalan menurun, yang dapat meningkatkan potensi kecelakaan jika pengemudi tidak berhati-hati.

Petugas akan melakukan patroli di titik-titik rawan kecelakaan baik di dalam jalan tol maupun di jalan arteri untuk mengurangi risiko kecelakaan.

“Antisipasinya jelas, kita melaksanakan patroli dan menambah kendaraan yang digunakan. Kami juga meningkatkan jalur koordinasi, karena beberapa ruas tol masih baru dan minim penerangan,” tambah Kapolres. “Kami harap masyarakat bisa memberikan informasi jika mengalami kesulitan di jalan.”

Wilayah Boyolali menjadi titik pertemuan beberapa ruas tol Trans Jawa, termasuk ruas tol Solo-Yogyakarta-YIA. Seiring dengan meningkatnya arus mudik dan balik, diperkirakan wilayah ini akan mengalami kepadatan arus lalu lintas.***

Aza Argani