SEMARANG – Menjelang Lebaran 2025, PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Semarang telah menyiapkan lima kapal untuk mengakomodir arus mudik.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur SDM dan Umum PT DLU, Moch Wahyudin, yang menjelaskan bahwa tahun ini DLU akan menambah satu kapal dibandingkan tahun lalu, yang hanya menyiapkan empat kapal.
Dengan tambahan lima kapal tersebut, DLU berharap dapat memberikan kenyamanan lebih bagi para pemudik. Kapal-kapal ini memiliki kapasitas angkut total mencapai 20 ribu penumpang selama periode arus mudik dan arus balik.
Rute yang Dilayani
Rute-rute yang dilayani oleh DLU dari Semarang antara lain Semarang-Kumai, Semarang-Pontianak, Semarang-Sampit, dan Semarang-Ketapang (Kalimantan Barat).
Moch Wahyudin juga menambahkan bahwa persiapan operasional kapal sudah dilakukan dengan sangat matang. Pihaknya telah memastikan kesiapan kru kapal, mulai dari jumlah, sertifikasi, hingga kondisi kesehatan kru.
“Selain itu, kapal-kapal tersebut juga telah menjalani ramp check oleh Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan dinyatakan layak untuk berlayar,” kaya Wahyudin.
Kepala Cabang DLU Semarang, Herman Fajar, mengungkapkan bahwa kapal tambahan yang sebelumnya melayani rute Pare-Pare-Balikpapan kini akan dialihkan untuk melayani rute Semarang-Kumai.
Dengan tambahan kapal ini, kapasitas angkut yang awalnya diperkirakan sebesar 16 ribu penumpang, kini dapat meningkat menjadi 19.534 penumpang, dan DLU siap menampung sekitar 20 ribu pemudik.
Sementara itu, Kepala KSOP Semarang, Kapten Mochamad Abduh, memperkirakan adanya lonjakan penumpang sebesar 7 persen di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang selama arus mudik Lebaran 2025.
Meskipun demikian, angka tersebut menurun dibandingkan dengan lonjakan penumpang pada Lebaran 2023-2024 yang mencapai 17 persen. Penurunan ini diperkirakan disebabkan oleh variasi pilihan transportasi yang semakin beragam.
“Dengan persiapan yang matang dan penambahan kapal, PT DLU Cabang Semarang berharap dapat memberikan layanan terbaik bagi para pemudik yang menggunakan kapal laut sebagai moda transportasi utama menuju kampung halaman mereka,” pungkas Abduh. ***
Yovita Nugroho