DEMAK – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Komunitas Fesyen Berkelanjutan EMPU menggelar peragaan busana unik yang melibatkan puluhan model, pegiat perempuan, hingga ibu-ibu nelayan dan petani di Desa Timbulsloko, Demak. Mereka dengan percaya diri berjalan anggun di atas catwalk yang terbuat dari jembatan kayu dan bambu.
Komunitas EMPU menggandeng perempuan nelayan setempat untuk turut serta dalam acara ini. Meskipun suhu udara yang sangat panas, antusiasme mereka tak tergoyahkan.
Para wanita nelayan, yang biasanya beraktivitas di laut, kali ini menunjukkan sisi lain mereka sebagai model busana ramah lingkungan. Mereka melenggak-lenggok dengan penuh percaya diri di atas jalan setapak bambu, didampingi oleh model profesional dan aktivis.
Koordinator Komunitas EMPU, Leya Cattleya Soeratman, menjelaskan bahwa Desa Timbulsloko mengalami fenomena tenggelam sejak 2019.
“Pada tahun tersebut, desa yang dihuni sekitar 3.000 jiwa ini mulai terendam, dan jalanan yang biasa dilalui kendaraan kini harus menggunakan perahu,” kata Leya.
Kini, pada tahun 2025, jumlah kepala keluarga di desa tersebut tinggal 80, dan genangan air semakin tinggi, memberi tantangan berat bagi warga setempat.
Leya menambahkan, peragaan busana ini diadakan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, yang menurutnya sangat penting mengingat dampak perubahan iklim lebih dirasakan oleh perempuan.
Dalam peragaan ini, busana yang dipamerkan menggunakan bahan ramah lingkungan, seperti serat alami dan warna alami, yang semakin mempertegas pesan peduli lingkungan. Para model yang tampil pun sebagian besar adalah warga sekitar.
Salah satu peserta peragaan busana, Lasmiah, seorang wanita nelayan yang baru pertama kali mengikuti acara tersebut, mengungkapkan kebanggaannya.
Meskipun tanpa latihan khusus, Lasmiah merasa senang bisa berpartisipasi dalam peragaan busana di kampung halamannya.
“Harapannya, pemerintah setempat dapat lebih memperhatikan akses jalan bagi warga, mengingat kondisi desa yang semakin terendam,” kata Lasmiah
Dengan semangat yang tinggi, fashion show ini tidak hanya menjadi ajang perayaan perempuan, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim yang semakin mengancam desa-desa pesisir. ***
Yovita Nugroho