Oplus_131072

MAGELANG – Desa Sokorini, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi saksi perayaan Idul Fitri 1446 Hijriyah yang berbeda pada malam takbiran tahun ini.

Langit gelap yang biasanya dihiasi dengan suara mercon, kali ini terisi dengan kemerlap ratusan lampion warna-warni yang diterbangkan oleh warga setempat.

Acara yang berlangsung di Jalan Tani, yang menghubungkan berbagai dusun di desa tersebut, menjadi sorotan utama karena suasananya yang lebih aman dan penuh kedamaian.

Inisiatif untuk menerbangkan lampion ini muncul dari pemuda desa yang ingin memberikan warna baru dalam perayaan Idul Fitri.

Salah satu koordinator acara, Rizky, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan keindahan visual, tetapi juga lebih aman dibandingkan dengan tradisi mercon yang sering menimbulkan risiko.

Menurutnya, menerbangkan lampion adalah cara yang lebih menyenangkan dan bisa dinikmati bersama keluarga maupun tetangga tanpa ada ancaman bahaya yang menyertainya.

“Selain merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar warga dan warga yang pulang mudik. Kami ingin mempererat hubungan antara warga yang ada di desa dan mereka yang sudah lama merantau,” ujar Rizky.

Sebelum acara pelepasan lampion dimulai, warga Desa Sokorini juga melaksanakan tradisi takbiran keliling desa.

Takbiran ini dilakukan dengan berjalan kaki, mengelilingi setiap sudut desa sambil mengumandangkan takbir sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan setelah Ramadhan.

Kegiatan takbiran keliling ini sudah menjadi rutinitas yang dinantikan setiap tahunnya oleh warga desa.

Kegiatan takbiran keliling tidak hanya untuk menghibur warga yang baru kembali dari perantauan, tetapi juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.

Momen ini menjadi waktu yang tepat bagi mereka untuk saling berbagi kebahagiaan setelah berbulan-bulan terpisah oleh jarak.

Salah satu warga yang ikut berpartisipasi dalam acara ini, Budi, mengungkapkan bahwa perayaan Idul Fitri tahun ini terasa lebih spesial.

“Dulu kami hanya merayakan dengan mercon, tapi tahun ini lebih tenang dan tetap meriah dengan lampion. Selain itu, bisa bertemu teman-teman lama dari luar desa membuat suasana semakin hangat,” ujarnya.

Dengan suasana yang penuh kebersamaan, acara ini tidak hanya menyemarakkan perayaan Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga memperlihatkan bagaimana tradisi lokal yang sederhana dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Inovasi seperti ini menunjukkan bahwa perayaan hari besar agama bisa berjalan dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan bersama.***

Nurul Abadi.