ECHANNEL.CO.ID – Edamame, si kacang hijau dalam polong yang kini menjadi camilan favorit banyak orang, ternyata punya peran penting dalam budaya kuliner Jepang. Tak hanya sekadar teman minum sake di izakaya (pub Jepang), edamame juga dikenal karena kandungan gizinya yang tinggi dan rasanya yang gurih.
Edamame adalah varietas kedelai yang dipanen sebelum matang. Dalam bahasa Jepang, eda berarti cabang dan mame berarti kacang. Meski identik dengan Jepang, edamame banyak ditanam di Indonesia, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebagai hasil ekspor unggulan ke Jepang, AS, hingga Eropa.
Di Indonesia, edamame mulai dibudidayakan sejak abad ke-17 di Lembang, Bandung, untuk memenuhi kebutuhan komunitas Jepang. Dalam perkembangannya, benih edamame dari Jepang dan Taiwan ditanam di Bogor, Jember, hingga Temanggung. Edamame tumbuh baik di dataran tinggi 600 meter di atas permukaan laut dengan varietas seperti Ryokkoh, Chamame, dan Tsurunoko.
PTPN X di Jawa Timur menjadi produsen edamame terbesar di Indonesia, dengan produksi sekitar 7.900 ton per tahun. Sebanyak 68% dari hasil panen ini diekspor ke pasar global, sisanya memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat, bahkan tumbuh hingga 25% setiap tahun.
Camilan sehat ini populer di Jepang sejak periode Edo (1603–1868), saat edamame dijual sebagai makanan cepat saji. Biasanya dikonsumsi dalam keadaan rebus dan diberi sedikit garam. Kandungan nutrisinya sangat lengkap: protein nabati, serat, folat, vitamin A, B, C, E, dan K, serta zat besi, magnesium, dan zinc, menjadikannya favorit untuk pola makan sehat ala Jepang.
Kini, edamame juga mulai diminati di Indonesia sebagai camilan sehat dan bahan olahan makanan. Harganya cukup tinggi, yaitu Rp30.000–Rp35.000 per kg, namun sepadan dengan manfaat kesehatannya.
Jadi, jika ingin ngemil sehat ala Jepang, edamame bisa jadi pilihan yang lezat dan bergizi—serta membanggakan, karena sebagian besar edamame yang dikonsumsi orang Jepang ternyata berasal dari Indonesia! ***
Tim EChannel