Foto : ilustrasi / echannel

Gaji dosen Indonesia 2025,

echannel.co.id – Di tengah ambisi besar menuju Indonesia Emas 2045, di mana negara bercita-cita menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dengan sumber daya manusia (SDM) unggul, perhatian terhadap kesejahteraan tenaga pendidik menjadi sangat penting. Namun, kenyataannya justru berbanding terbalik.

Data terbaru menunjukkan bahwa gaji rata-rata dosen perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia hanya sekitar $207 per bulan (sekitar Rp3,3 juta). Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan gaji dosen terendah di Asia Tenggara, jauh di bawah Singapura ($5.262), Brunei ($1.433), bahkan Filipina ($471).

Ketimpangan yang Mengkhawatirkan

Dengan penghasilan sebesar itu, seorang dosen di Indonesia hanya mampu membeli sekitar 143 kg beras per bulan, jauh dibandingkan dengan dosen di Kamboja (3.253 kg), Malaysia (2.075 kg), atau bahkan Vietnam (1.093 kg). Ketimpangan ini menunjukkan rendahnya daya beli dosen Indonesia, yang seharusnya menjadi tulang punggung pengembangan SDM bangsa.

Aspirasi Perbaikan Gaji

Sejumlah tokoh dan organisasi akademik telah menyuarakan keprihatinan mereka:

Aliansi Dosen ASN (ADAKSI) mengusulkan agar gaji minimal dosen muda ditetapkan sebesar Rp15 juta per bulan, setara dengan gaji hakim muda.

Ketua MUI, Cholil Nafis menegaskan bahwa dosen Indonesia tidak layak hanya digaji Rp4,2 juta per bulan jika ingin mendorong pendidikan berkualitas dan riset unggulan.

Dampak pada Kualitas SDM dan Pendidikan Tinggi

Rendahnya gaji berdampak langsung pada:

Kualitas pengajaran: Dosen kehilangan motivasi untuk mengembangkan metode belajar inovatif.

Produktivitas riset: Banyak dosen terpaksa mencari penghasilan tambahan di luar kampus, mengurangi waktu untuk penelitian.

Daya saing internasional: Indonesia akan kesulitan menarik akademisi berkaliber global.

Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia Emas 2045 menuntut SDM yang unggul, kreatif, dan berdaya saing tinggi. Namun, cita-cita ini akan sulit terwujud jika pendidik—khususnya dosen—masih menghadapi tantangan ekonomi mendasar. Tanpa insentif dan penghargaan yang memadai, dunia akademik di Indonesia berisiko mengalami stagnasi.

Editor : Heru Warsito