E channel.co.id- Pernahkah kaki Anda bergoyang atau berayun tanpa sadar? Ternyata dalam dunia kesehatan, kondisi itu disebut sebagai Sindrom Kaki Gelisah. Satu studi memperkirakan 4% hingga 29% orang dewasa di negara-negara industri Barat menderita sindrom kaki gelisah, demikian dikutip dari cnn.com.

Sindrom Kaki Gelisah hanya dapat dikenali oleh sedikit orang, dan banyak dokter tidak tahu cara menanganinya dengan benar, kata Dzienkowski, seorang perawat yang menjabat sebagai direktur eksekutif Restless Legs Syndrome Foundation.

Apa itu Sindrom Kaki Gelisah?
“Sindrom kaki gelisah adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kebutuhan untuk bergerak dan sering kali dikaitkan dengan perasaan tidak nyaman,” kata Dr. John Winkelman, kepala program penelitian klinis gangguan tidur di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan profesor psikiatri di Sekolah Kedokteran Harvard. Perasaan tidak nyaman tersebut seperti sakit, kesemutan atau berdenyut sering kali terjadi di kaki dan terkadang lengan.

Kegelisahan sering terjadi saat penderitanya sedang duduk atau berbaring, dan kondisi ini akan berkurang jika kaki digerakkan, kata Winkelman. Gejala lebih mungkin terjadi saat seseorang sedang beristirahat, paling sering di malam hari, dan karena sindrom ini mengganggu tidur, maka kondisi

ini diklasifikasikan sebagai gangguan tidur, kata Winkelman.

Dalam kasus sedang hingga parah, orang mengalami sindrom kaki gelisah beberapa kali seminggu, dan dalam kasus yang paling ekstrem, gejalanya dapat menunda tidur selama beberapa jam, kata Dr. Brian Koo, profesor madya neurologi di Sekolah Kedokteran Yale dan direktur Pusat Sindrom Kaki Gelisah Yale.

Siapa yang Mengalami Sindrom?
Siapa yang akan mengalami sindrom kaki gelisah dipengaruhi oleh faktor genetika dan kadar zat besi. Sindrom kaki gelisah sering kali diturunkan dalam keluarga, Sekitar 20% penderita mengalami sindrom kaki gelisah karena faktor genetika.

Selebihnya adalah penderita yang kelebihan zat besi termasuk orang hamil, menjalani dialisis, wanita yang sedang menstruasi, yang menderita anemia, atau yang vegetarian, kata Winkelman. Mereka yang mengonsumsi antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor mungkin juga rentan terhadap sindrom kaki gelisah.

Kondisi ini dua kali lebih umum terjadi pada wanita daripada pada pria dan jauh lebih umum seiring bertambahnya usia, kata Winkelman. Namun, seperti yang dipelajari Dzienkowski, anak-anak juga dapat mengalami sindrom kaki gelisah.

Pengobatan dengan Perubahan Gaya Hidup
Untuk mengobati sindrom kaki gelisah, langkah awal yang

baik adalah melihat apa yang mungkin memperburuk kondisi tersebut, kata Winkelman.

Mengurangi konsumsi alkohol, obat-obatan lain, gula dan suplemen zat besi dapat membantu mengurangi gejala sindrom.

Sementara Dzienkowski juga menyarankan cara alternatif untuk mengurangi gejala seperti kompres panas atau dingin, pijat, jalan-jalan, atau beberapa aktivitas yang merangsang pikiran.

Obat-obatan yang Dapat Membantu
Ada obat-obatan yang dapat membantu. Biasanya dokter akan memulai dengan golongan obat yang disebut ligan alfa2-delta, seperti gabapentin atau pregabalin, kata Koo.

Selama ini, agonis dopamin merupakan obat lini pertama. Namun, kini obat ini jarang diresepkan karena dapat memperburuk sindrom kaki gelisah seiring berjalannya waktu, imbuh Winkelman.

Obat-obatan untuk kasus yang paling parah adalah obat opioid dosis rendah dan beraksi lama, kata Koo.

Namun sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami sindrom kaki gelisah, terutama jika hal itu mengganggu tidur.

Tidak semua profesional medis memahami sindrom kaki

gelisah. Anda mungkin harus menjalani pemeriksaan laboratorium, khususnya panel zat besi dengan feritin, tes darah yang melihat seberapa banyak zat besi yang dimiliki tubuh Anda dan seberapa banyak zat besi tersebut dapat digunakan, kata Dzienkowski.