KUPANG, NTT – Kisah hidup David Anunut menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih melalui doa, kerja keras, dan kerja cerdas. Pria sederhana asal Kupang ini pernah bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah hanya Rp15.000 per hari. Namun kini, ia sukses menjadi pengusaha sapi dengan omzet hingga miliaran rupiah, bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Peternak Sapi dan Kerbau (HP2SK) NTT mendampingi Tono Sufari Sutami selaku ketua.
Duet kepemimpinan Tono dan David di HP2SK NTT menjadi kekuatan baru yang disegani di kalangan pengusaha sapi. Keduanya saling melengkapi seperti Yin dan Yang, menghadirkan inovasi dan kolaborasi yang solid dalam mengembangkan bisnis peternakan sapi di wilayah NTT.
Bermodalkan tekad dan semangat pantang menyerah, David berhasil mengangkat taraf hidup keluarganya. Dari sekadar buruh kasar, kini ia mampu meraup keuntungan antara Rp100 juta hingga Rp1 miliar dalam setiap pengiriman sapi dari Kupang ke Jakarta dan Kalimantan.
Saat ditemui di kediamannya, Selasa (22/4/2025), David mengisahkan bahwa sejak kecil ia sudah terbiasa membantu ayahnya mengurus ternak di karantina hewan. Ia juga kerap bekerja serabutan demi mendapatkan uang sendiri.
Pada 1999, David nekat merantau ke Surabaya untuk mencari pengalaman. Ia bekerja sebagai kuli bangunan, bahkan membersihkan kaca mobil bosnya setiap hari, tak peduli mobil tersebut kotor atau tidak. Ketekunan dan kerajinannya membuat sang bos mempercayainya untuk menangani tugas-tugas yang lebih besar.
“Beta pernah jadi kuli di Surabaya. Beta kerja bangunan, lalu lap kaca oto milik bos. Mau kotor atau tidak, mobil harus bersih. Karena rajin, bos akhirnya percaya dan kasih tanggung jawab lebih,” kenang David.
Pada 2011, David memutuskan kembali ke Kupang karena panggilan hati. Meski perusahaan tempatnya bekerja enggan melepasnya, David yakin pengalaman di Pulau Jawa sudah cukup untuk ia terapkan di kampung halamannya.
“Bos sempat minta beta tetap kerja, tapi hati ini mau pulang. Bos bilang, kapan saja beta mau kembali, pintu perusahaan selalu terbuka. Sedih juga, tapi beta yakin harus mulai usaha sendiri di Kupang,” ujarnya.
Setibanya di Kupang, perjuangan David tidak langsung mulus. Ia sempat gagal dan harus bertahan hidup dengan berjualan gorengan serta es bersama istrinya. Baru pada 2016, saat mulai menekuni bisnis jual beli sapi, titik balik keberhasilan mulai terlihat.
Berkat keteguhan hati dan keyakinannya pada kuasa doa, David kini menikmati hasil jerih payahnya. Meski telah sukses, ia tetap rendah hati dan ringan tangan membantu sesama yang membutuhkan.
“Saya bersyukur atas segala berkat ini. Dulu saya bisa kerja 18-20 jam sehari, bahkan sering tidak tidur. Tuhan itu baik. Karena itu saya juga harus jadi berkat bagi orang lain,” ucapnya.
Kini, David memberdayakan warga sekitar dan anak-anak panti asuhan untuk bekerja di peternakannya. Ia juga merencanakan pembangunan sport center yang akan mencakup lapangan sepak bola mini, futsal, tinju, dan bulu tangkis di kawasan Alak, Kota Kupang.
“Saya ingin anak muda ubah pola pikir. Selama ini kita pikir sukses itu cuma jadi TNI, Polri, atau ASN. Padahal, jadi pengusaha juga bisa sukses besar. Resikonya tinggi, tapi hasilnya juga besar. Saya gagal berkali-kali, tapi saya bangkit berkali-kali juga. Sukses itu milik siapa saja yang mau berdoa dan berusaha,” pungkasnya.
Rudi R | Kupang NTT | Echannel TV