Bantul (19/1)– Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah mandiri terus meningkat, terutama di Kabupaten Bantul, DIY. Salah satu inisiatif yang mencuri perhatian adalah pendirian Bank Sampah di Pedukuhan Gumuk RT 02, Kalurahan Ringinharjo. Upaya ini dilakukan untuk menghadapi masa kedaruratan sampah dan mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dibawah koordinasi Lurah Ringinharjo, Sulistiya Armaji, warga secara sadar mulai memilah sampah rumah tangga sesuai jenisnya. Sampah yang sebelumnya dibuang atau dibakar kini dikumpulkan untuk disetorkan sebulan sekali ke Bank Sampah RT. Layaknya sebuah bank, sampah yang disetorkan dicatat dalam buku tabungan, bahkan sistem pendataan telah digital dan terintegrasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup.
Menurut Sulistiya Armaji, program ini diberi nama Bank Sampah Gubris Dua, yang diharapkan dapat membantu mewujudkan Bantul bebas sampah pada 2025. “Kami berharap Bank Sampah ini dapat meningkatkan kesadaran warga dan turut berkontribusi dalam mengelola sampah secara mandiri,” ujar Sulistiya.
Salah satu warga, Anisa, mengungkapkan bahwa program ini memberikan manfaat nyata. “Sampah yang sebelumnya hanya menjadi masalah, sekarang bisa menghasilkan keuntungan,” katanya. Hal ini juga dirasakan oleh nasabah bank sampah, Dalimah, yang mengapresiasi kemudahan sistem pengelolaan.
Inisiatif ini tidak hanya diterapkan di RT 02, tetapi juga mulai menyebar ke sejumlah RT di enam pedukuhan lain di Kalurahan Ringinharjo. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pendampingan berkelanjutan oleh KSM Pilah Berkah yang membantu masyarakat memahami pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga.
Dengan langkah-langkah ini, Kalurahan Ringinharjo optimistis dapat segera mencapai cita-cita menjadi wilayah bebas sampah rumah tangga. Program inovatif seperti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Bantul untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Laporan : Jaka Pramono | e-channel | Bantul Yogyakarta