Monpers Festbruari 2025, sebuah festival yang mengangkat kejayaan pers era 90-an dengan tema “90’s: Jejak Kejayaan Pers Indonesia.” (Team)

Jakarta – Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2025 akan menjadi momentum refleksi bagi dunia jurnalistik Indonesia. Monumen Pers Nasional (MPN) menggelar Monpers Festbruari 2025, sebuah festival yang mengangkat kejayaan pers era 90-an dengan tema “90’s: Jejak Kejayaan Pers Indonesia.” Acara ini tidak hanya menghadirkan nostalgia, tetapi juga mengajak insan pers untuk menggali makna dari kejayaan media pada era tersebut.

Mengenang Kejayaan Pers 90-an

Era 90-an dikenal sebagai masa keemasan bagi media cetak dan penyiaran di Indonesia. Media besar seperti Kompas, Tempo, Jawa Pos, Republika, SCTV, RCTI, dan ANTV mencapai puncak kejayaan dengan menghadirkan jurnalisme berkualitas yang mampu memengaruhi opini publik. Berbagai laporan investigatif yang berani dan mendalam muncul di periode ini, menjadi kekuatan dalam mengawal demokrasi serta menyoroti berbagai isu sosial dan politik.

Di tengah tantangan kebebasan pers saat itu, media tetap menunjukkan independensi dan ketajaman dalam menyajikan berita. Publik menggantungkan informasi mereka pada media yang memiliki kredibilitas tinggi, dengan standar jurnalistik yang mengedepankan akurasi, keseimbangan, dan kedalaman analisis.

Pelajaran Berharga dari Pers 90-an

Lebih dari sekadar mengenang kejayaan masa lalu, refleksi terhadap pers 90-an memberikan sejumlah pelajaran yang tetap relevan bagi industri media saat ini.

  1. Ketajaman Investigatif dan Independensi
    Media era 90-an dikenal dengan investigasi yang mendalam, bahkan berani mengungkap kasus korupsi dan pelanggaran HAM meskipun menghadapi tekanan pemerintah. Nilai keberanian dan independensi ini tetap penting di tengah tantangan jurnalisme modern.
  2. Kualitas Berita yang Berorientasi pada Kebenaran
    Di era digital saat ini, di mana berita cepat sering kali mengorbankan akurasi, media perlu kembali meneladani jurnalisme era 90-an yang mengutamakan verifikasi dan keseimbangan informasi.
  3. Daya Tahan terhadap Tekanan Politik
    Meskipun berada di bawah rezim Orde Baru yang membatasi kebebasan pers, media 90-an tetap mampu menyampaikan kritik dengan strategi yang cermat. Di era sekarang, kebebasan pers masih harus diperjuangkan agar tidak tergerus oleh kepentingan politik dan ekonomi.
  4. Membangun Kredibilitas dan Loyalitas Pembaca
    Tanpa mengandalkan media sosial atau strategi viral, media 90-an membangun kepercayaan audiens berdasarkan kualitas berita. Di tengah maraknya hoaks dan disinformasi, prinsip ini harus menjadi pegangan bagi media saat ini agar tetap dipercaya publik.
  5. Jurnalisme yang Mengedepankan Nilai Sosial
    Media pada era 90-an tidak hanya menjadi sumber berita, tetapi juga memainkan peran dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu sosial seperti pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Hal ini perlu terus diperkuat di tengah kompleksitas permasalahan masyarakat saat ini.

Menatap Masa Depan Jurnalisme Indonesia

Melalui Monpers Festbruari 2025, HPN tahun ini menjadi ajang untuk tidak hanya mengenang kejayaan pers 90-an, tetapi juga merumuskan strategi agar jurnalisme Indonesia tetap berkualitas dan relevan. Dengan menjaga integritas, ketajaman investigasi, serta keberanian dalam menyuarakan kebenaran, pers Indonesia dapat terus berperan sebagai pilar demokrasi yang kuat.

Kejayaan pers bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga fondasi bagi masa depan jurnalisme Indonesia.

Redaksi Echannel TV | HRW