Yogyakarta – Melalui kegiatan komunikasi sosial yang unik dan berkesan, Koramil 01/Jetis berhasil mempererat hubungan dengan tokoh masyarakat Kemantren Jetis. Dengan metode senam bersama dan santapan lezat Soto serta Nasi Rawon, acara pada Jumat, 23 Mei 2025, dihadiri oleh Danramil Jetis Kapten Infanteri Usep Haerudin Nurwaji dan Dandim 0734/Yogyakarta Kolonel Infanteri Arif Setiyono S. I. P, M. H. I

Ketika senja memeluk bumi dan langit mulai berdandan dengan warna-warna magisnya, suara riuh rendah mulai terdengar di Kemantren Jetis. Koramil 01/Jetis tengah menyelenggarakan kegiatan komunikasi sosial yang tak biasa dengan tokoh masyarakat setempat. Tidak hanya diskusi formal, namun melalui metode yang akrab dan hangat: senam bersama.
Senam, sebuah gerakan yang membawa kesegaran dan keceriaan, menjadi jembatan yang menghubungkan para anggota Koramil dan masyarakat setempat. Dalam irama musik yang riang, semua ikut meramaikan suasana dengan langkah-langkah yang penuh semangat. Senyum terukir di wajah, memancarkan kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Tak hanya senam, kebersamaan semakin terjalin ketika aroma harum Soto dan Nasi Rawon mulai menyapa hidung para tamu. Santapan lezat ini menjadi penutup yang sempurna setelah sesi senam yang energik. Dalam piring yang berjejer, cita rasa Indonesia turut mempersatukan hati dan pikiran.
Hari Jumat, tanggal 23 Mei 2025, menjadi saksi keharmonisan antara Koramil 01/Jetis dan tokoh masyarakat Kemantren Jetis. Hadir pula dalam acara tersebut adalah Danramil Jetis Kapten Infanteri Usep Haerudin Nurwaji dan Dandim 0734/Yogyakarta Kolonel Infanteri Arif Setiyono, S. I. P, M. H. I memberikan warna tersendiri dalam momen berharga tersebut.
Senam, Soto, dan Rawon bukan sekadar aktivitas fisik dan selera, namun melambangkan kerjasama, kebersamaan, dan toleransi. Melalui kegiatan yang sederhana namun berkesan ini, Koramil 01/Jetis berhasil meneguhkan hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat, menjalin kedekatan yang tidak terbatas oleh perbedaan. Bukankah kebahagiaan yang sejati adalah saat kita mampu saling merangkul dalam keberagaman?