Oplus_131072

SOLO – Menjelang Lebaran, sejumlah siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Solo memanfaatkan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan mereka dalam membuat kue kering khas Lebaran. Para siswa jurusan Tata Boga ini tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga, tetapi juga mampu menghasilkan omset yang mencapai jutaan rupiah dari penjualan kue kering yang mereka buat.

Di SMK Marsudi Rini, Solo, suasana ruang dapur tampak sibuk dengan aktivitas pembuatan berbagai jenis kue kering untuk Lebaran. Kue-kue ini tidak hanya dijual kepada masyarakat umum, tetapi juga dipesan oleh sejumlah pelanggan tetap, seperti guru, relasi, dan alumni sekolah, untuk keperluan hantaran Lebaran.

Menurut Retnoningsih, Guru Tata Boga di SMK Marsudi Rini, kegiatan ini dilakukan setelah ujian akhir para siswa selesai. “Para siswa kelas 12 mulai membuat kue kering dari pukul 07.00 pagi hingga 16.00 sore,” ungkap Retno.

Selama praktik pembuatan kue kering, para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan target rata-rata masing-masing kelompok menghasilkan 10 toples kue kering. Dengan demikian, total produksi kue kering dapat mencapai sekitar 600 toples. Beberapa jenis kue yang diproduksi antara lain Kastengel, Nastar, Putri Salju, dan Semprit, dengan harga jual berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000 per toples, tergantung jenis kue.

Selain untuk dijual umum, sebagian besar kue-kue kering ini merupakan pesanan dari pelanggan atau relasi, baik dari siswa, guru, maupun pihak sekolah, yang ingin menyediakan kue Lebaran untuk keperluan hantaran. Melalui kegiatan ini, para siswa tidak hanya diajarkan keterampilan memasak, tetapi juga belajar tentang kewirausahaan dan pembagian keuntungan.

Kegiatan pembuatan kue kering ini diharapkan dapat mengasah keterampilan para siswa untuk menjadi pengusaha mandiri di masa depan, yang dapat memanfaatkan keahlian mereka dalam membuat kue sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Annur