Bantul, Yogyakarta – Muhammadiyah kembali menunjukkan eksistensinya dalam dunia perfilman dengan merilis film berjudul Djuanda Pemersatu Laut Indonesia. Film ini mengangkat kisah hidup Djuanda Kartawidjaja, pahlawan nasional sekaligus kader Muhammadiyah yang dikenal sebagai pemikir cerdas dalam perjuangan Indonesia.
Film berdurasi 120 menit ini menceritakan perjalanan hidup Djuanda sejak muda hingga dewasa, menyoroti perjuangannya membebaskan Indonesia dari pengaruh kolonial Belanda. Sebagai Perdana Menteri terakhir Indonesia, Djuanda bukan seorang pejuang bersenjata, melainkan seorang strategis yang menggunakan gagasan-gagasan visioner dalam memperjuangkan kedaulatan negara.

Salah satu pencapaian besarnya adalah Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, yang menjadi tonggak penting bagi kedaulatan maritim Indonesia. Deklarasi ini mempertegas wilayah perairan Nusantara sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, membentuk dasar hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks maritim.

Pada pemutaran perdana film ini, hadir cucu pertama Djuanda, Ismet Wibowo, yang mengaku terkesan dengan penggarapan film tersebut.
“Film ini sangat menginspirasi, terutama bagi generasi muda agar lebih mengenal sosok Djuanda dan peran pentingnya dalam sejarah Indonesia,” ungkap Ismet.
Sementara itu, Bimo Surajati selaku tim penulis naskah film Djuanda Pemersatu Laut Indonesia menekankan bahwa film ini bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai perjuangan Djuanda kepada masyarakat luas.
Film ini merupakan karya kedua Muhammadiyah melalui Lembaga Seni dan Budaya Pimpinan Pusat (LSB PP) Muhammadiyah, setelah sebelumnya sukses dengan Sang Pencerah, film yang mengisahkan perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan. Pemutaran film Djuanda Pemersatu Laut Indonesia ditutup dengan pembacaan teks Deklarasi Djuanda oleh Ketua LSB PP Muhammadiyah, Gunawan Budianto.
Dengan hadirnya film ini, Muhammadiyah berharap generasi muda semakin memahami dan mengapresiasi perjuangan para pahlawan nasional dalam memperjuangkan kedaulatan dan persatuan Indonesia.
Joko Pramono | Echannel TV | Bantul Yogyakarta, Melaporkan