Antusiame masyarakat mengenakan pakaian dan aksesori khas era jadul, menciptakan atmosfer nostalgia , dan menjadi daya tarik tersendiri bagi Lorenza ( Iwan)

SUKOHARJO – Orkes Melayu Lorenza, salah satu grup musik lokal asal Kabupaten Sukoharjo, kini semakin populer di kalangan pecinta musik dangdut klasik. Mengusung lagu-lagu era 70-an hingga 90-an seperti Tukang Tambal Ban, Terajana, Sepereng Berdua, serta Singkong dan Keju, grup ini berhasil menarik perhatian tidak hanya di wilayah Solo Raya, tetapi juga di seluruh Jawa Tengah.

Keunikan Orkes Melayu Lorenza terletak pada konsep panggungnya yang menghidupkan kembali nuansa lawas. Para pemain musik mengenakan pakaian dan aksesori khas era jadul, menciptakan atmosfer nostalgia bagi penonton. Tak hanya musisi, para penonton yang hadir juga ikut bergoyang sambil mengenakan aksesori tempo dulu, menambah keseruan suasana setiap penampilan mereka.

Menurut Asisten Orkes Melayu Lorenza, Joko Widodo, grup ini awalnya mengusung aliran musik koplo. Namun, seiring waktu, mereka beralih ke konsep musik jadul karena melihat adanya antusiasme tinggi dari masyarakat terhadap lagu-lagu dangdut klasik.

“Kami melihat banyak penggemar yang rindu dengan lagu-lagu dangdut lama. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membawakan kembali musik era 70-an hingga 90-an dengan aransemen yang tetap autentik,” ujar Joko.

Salah satu bintang utama Orkes Melayu Lorenza, Eti Mehong, juga mengaku bahwa perjalanan kariernya semakin menarik sejak bergabung dengan grup ini. Ia merasa bahwa musik dangdut klasik memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya semakin dikenal di dunia hiburan.

Dengan semakin berkembangnya popularitas Orkes Melayu Lorenza, grup ini bertekad untuk terus menghadirkan musik berkualitas yang bisa dinikmati oleh semua generasi. Mereka juga berharap agar musik dangdut klasik tetap hidup dan terus diapresiasi oleh masyarakat luas.

Iwan | E channel | Karanganyar Jawa Tengah Melaporkan