Foto : Ekshumasi makam pelajar SMP yang meninggal diduga dikeroyok, di Desa Melikan, Wedi, Klaten, Rabu (28/05) siang. Foto : Lesya

Klaten – Pelajar Sekolah Menengah Pertama, (SMP) Inisial F, (15) warga Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, meninggal dunia, diduga Dikeroyok oleh temannya, lalu Satreskrim Polres Klaten, Gelar Otopsi Pada Jasad korban, Rabu (28/05) siang. Hal ini untuk mengetahui scientic crime, yang terdapat pada tubuh korban.

” Kami melakukan ekshumasi pembongkaran mayat otopsi ditempat untuk menemukan scientic crime yang terdapat dalam tubuh korban,” Kata Iptu Taufik Frida Mustofa, Kasat Reskrim Polres Klaten, Saat ditemui di sekitar makam, Rabu (28/05) siang.

Dengan adanya Bukti tersebut, Lanjut Taufik, Polisi dapat menentukan ada dan tidaknya tindak kriminal, berupa kekerasan, yang dialami pada tubuh korban. Saat proses otopsi dilakukan oleh RS Bayangkara, Polda DIY.

” Proses Otopsi ini kami berkerja sama dengan RS Bayangkara, Polda DIY, untuk hasilnya belum keluar, nanti akan kita publis lagi. Dengan adanya ekshumasi, atau Otopsi Korban, nantinya ada dan tidaknya bukti tindak kriminal berupa kekerasan pada tubuh,” Tuturnya.

Selain proses otopsi, dituturkan Taufik, Satuan Reserse kriminal Polres Klaten, juga sudah memeriksa para saksi, termasuk pihak keluarga atau yang mengungkap kasus dugaan penganiayaan yang menimpa seorang pelajar.

” Kami juga sudah memeriksa beberapa saksi, ada 18 saksi, yang sudah mintai keterangan,” Tutupnya.

Sementara itu, Kuasa hukum Korban, Ariyanto, saat ditemui dalam proses otopsi Yang digelar Polisi, Rabu (28/05) Siang, mengungkapkan, pihak keluarga korban menuntut kasus kematian korban yang ada kejanggalan.

” Keluarga menuntut bahwa korban merupakan korban penganiayaan, karena setelah dijemput temannya, dan kembali pulang dalam kondisi sakit,” ungkap Ariyanto.

Dijelaskan Ariyanto, saat adanya pertandingan turnamen Futsal, korban dengan rekannya menang. Korban menggelar hura hura lantaran adanya kemenangan pada tim korban.

” Waktu itu di sekolahan ada turnamen futsal korban dengan rekannya menang pertandingan dan saling ejek,” Jelasnya.

Ariyanto menyebut bahwa Korban sempat dijemput oleh temannya inisial R, lalu dibawa kesebuah lapangan. DI lokasi lapangan korban dianiaya sebanyak 18 orang. Korban dipukul di beberapa bagian tubuh.

” Pelaku terus terjadi dendam pihak pelaku diajak lokasi dan sudah disiapkan tempatnya disitu terus dikeroyok sekitar 18 orang. Korban dipukul di Kepala, perut, hingga kemaluannya,” Tuturnya.

Setelah itu, Sambung Ariyanto, korban sesampainya dirumah, lalu mengeluh kesakitan, badan korban meriang demam. Orang tua korban yang masih berkerja lalu setelah pulang korban dibawa kerumah sakit. Setelah jalani perawatan dari tim medis, korban lalu meninggal dunia.

” Korban lalu mengeluh meriang kesakitan, oleh pihak keluarga lalu dibawa ke rumah sakit, setelah jalani perawatan di RS Bagas Waras, Korban lalu meninggal dunia. Keluarga korban lalu menaruh kecurigaan korban jadi korban penganiayaan, ” Pungkasnya.