Jakarta, E Channel.co.id – Polisi telah memeriksa 10 orang terkait tragedi pesta syukuran pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Peristiwa tersebut menewaskan tiga orang dan 27 orang lainnya pingsan.

Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin, mengatakan, 10 orang yang diperiksa terkait langsung dengan peristiwa tersebut. Pemeriksaan mereka berlangsung dari Jumat hingga Sabtu (19/7/25).

“10 orang ini meliputi pihak penyelenggara kegiatan, anggota polisi, aparat Satuan Polisi Pamong Praja, sopir ambulans hingga dokter yang menangani para korban,” ujar Kasatreskrim, dilansir dari laman Kompas, Senin (21/7), seperti dikutip dari laman tribratanewspolri.

Tiga Nyawa Melayang
Musibah dalam acara syukuran pernikahan Maula Akbar Mulyadi (putra sulung Gubernur Jabar) dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina (Kapolda Metro Jaya) terjadi pada Jumat (18/7) sekitar pukul 13.00 di Pendopo Kabupaten Garut.

Dalam insiden tersebut warga berdesak-desakan di salah satu pintu gerbang Pendopo Kabupaten Garut ketika mengantre untuk mendapatkan sekitar 5.000 porsi makanan gratis yang disediakan panitia.

Dalam video yang beredar di media sosial, lebih dari 1.000 warga dari berbagai kalangan usia saling berdesak-desakan hingga tak bisa bergerak. Bahkan ada warga yang terinjak-injak. Akibatnya tiga orang meninggal dunia, yakni Vania Aprilia (8), Dewi Jubaedah (61) dan Bripka Cecep Bahri (39). Sementara 27 korban lainnya mengalami lemas hingga pingsan karena kehabisan oksigen saat berdesak-desakan.

Proses hukum lebih lanjut dalam kasus ini telah dialihkan ke Polda Jawa Barat. “Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar yang menangani kasus ini, ” jelas AKP Joko Prihatin.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes. Pol. Hendra Rochmawan, S.I.K., M.H., mengatakan, proses penyelidikan peristiwa di Garut masih berlanjut hingga sekarang.

“Untuk perkembangan peristiwa ini, saya baru dapat menyelesaikan paling cepat Selasa (22/7),” ujarnya.

Sementara itu, Maula Akbar Mulyadi menyatakan tak menyangka peristiwa ini bisa terjadi. “Kami sangat terpukul atas kejadian ini. Tidak ada niat sedikit pun untuk menyakiti siapa pun. Niat kami hanya ingin membahagiakan masyarakat Garut,” ujar Maula.

Ia mengaku bahwa pembagian makanan dalam acara itu sebenarnya tidak pernah diumumkan secara resmi. Ia menyebut dirinya dan istri memiliki niat untuk berbagi karena ada kelebihan makanan.

“Kami hanya berniat memberikan makan bagi warga Garut dan dari luar Garut yang berdatangan untuk mengikuti acara hiburan malam dan memberikan ucapan selamat. Tidak pernah kami mengumumkan akan ada acara makan gratis, ” jelasnya sembari menyatakan dukacita mendalam atas musibah tersebut.

Martin Budi Laksono