Singapura menduduki posisi sebagai kreditur terbesar Indonesia, dengan nilai pinjaman per Februari 2025 sebesar Rp933,4 triliun (55,45 miliar Dolar AS). Jumlah ini mengungguli AS dan China yang sebelumnya lebih dominan. foto : Wikipedia

Jakarta, echnnel.co.id
Di tengah ketegangan perdagangan global antara Amerika Serikat (AS) dan China, Indonesia justru mencatat penurunan nilai utang luar negeri (ULN) dari dua negara tersebut. Menariknya, posisi pemberi pinjaman terbesar Indonesia saat ini justru dipegang oleh Singapura.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi ULN Indonesia per Februari 2025 mencapai Rp7.176 triliun (setara 427,2 miliar Dolar AS), sedikit turun dibandingkan Januari 2025 yang tercatat sebesar Rp7.187 triliun (427,9 miliar Dolar AS). Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ULN dari pemerintah maupun sektor swasta, serta penguatan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah.

“Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang Dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Sabtu (19/4/2025).

Singapura Menjadi Kreditur Terbesar

Menurut data BI dan laporan keuangan regional, Singapura menduduki posisi sebagai kreditur terbesar Indonesia, dengan nilai pinjaman per Februari 2025 sebesar Rp933,4 triliun (55,45 miliar Dolar AS). Jumlah ini mengungguli AS dan China yang sebelumnya lebih dominan.

Berikut adalah daftar tiga besar negara kreditur luar negeri Indonesia:

Singapura: Rp933,4 triliun (55,45 miliar Dolar AS)

Amerika Serikat: Rp465,5 triliun (27,67 miliar Dolar AS)

China: Rp391,5 triliun (23,28 miliar Dolar AS)

Ketiganya mengalami penurunan nilai ULN dibandingkan Januari 2025. Singapura sebelumnya mencatat Rp939,4 triliun, AS Rp465,7 triliun, dan China Rp391,8 triliun.

Mengapa Singapura?

Singapura menjadi kreditur utama Indonesia karena perannya sebagai pusat keuangan regional. Banyak lembaga keuangan dan investor global menjadikan Singapura sebagai basis untuk menyalurkan pembiayaan ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, investasi portofolio, obligasi, dan green finance banyak dilakukan melalui negara ini.

Menurut laporan Asian Development Bank (ADB) dan Institute of International Finance (IIF), Singapura berperan besar dalam pembiayaan proyek-proyek swasta dan infrastruktur di Indonesia.

Meski mengalami penurunan, struktur utang Indonesia tetap dinilai sehat. Mayoritas utang bersifat jangka panjang dan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih berada dalam batas aman.

Tim Echannel.co.id