BUNTUNI – Dalam Operasi Alfa Bravo Moskona 2025, Polri melibatkan berbagai pihak, termasuk Basarnas, untuk memperkuat upaya pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun di Papua Barat. Sinergi lintas sektor ini menunjukkan komitmen kuat dalam misi kemanusiaan, meski menghadapi medan berat dan berbahaya.
Kepala Kantor SAR Manokwari, Yefri Sabaruddin, menekankan pentingnya kerja sama dan perencanaan matang dalam mengatasi tantangan hutan lebat dan aliran sungai deras di wilayah pencarian.
Persiapan Basarnas diawali dengan menerima laporan terperinci dari Polda Papua Barat tentang kondisi lapangan. Informasi ini menjadi dasar penting dalam menentukan strategi, pemilihan alat, hingga metode pencarian yang paling efektif.
“Data yang lengkap dan akurat dari Polda sangat membantu kami mempersiapkan perlengkapan, seperti penggunaan drone untuk memantau Zona Kuning, serta menyiapkan personel dengan keahlian khusus seperti high angle rescue dan water rescue,” ungkap Yefri.
Dalam operasi ini, Basarnas memfokuskan upaya pencarian pada tiga zona utama: Merah, Kuning, dan Hijau.
Zona Merah yang tergolong paling berbahaya karena adanya potensi ancaman dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi tanggung jawab SAR Polri. Basarnas tetap menurunkan satu personel berkompetensi khusus untuk mendampingi Kapolda, guna menjaga keselamatan di area ekstrem.
Sementara itu, di Zona Kuning, Basarnas mengerahkan personel yang didukung teknologi drone untuk pemantauan visual intensif.
“Zona Kuning menghadirkan banyak tantangan, seperti arus sungai yang kuat dan perubahan cuaca yang mendadak. Penggunaan drone memungkinkan kami memantau kondisi secara maksimal setiap hari,” jelas Yefri.
Adapun di Zona Hijau, Basarnas membagi sembilan personel ke dua area strategis, dilengkapi peralatan pencarian tambahan untuk memperluas cakupan operasi.
Dalam pelaksanaannya, tim menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan arus sungai, hujan deras, hingga potensi bahaya dari satwa liar seperti buaya dan kasuari.
Meski dihadapkan pada berbagai hambatan, Basarnas terus berkoordinasi erat dengan Polri untuk memastikan operasi berjalan aman, terstruktur, dan efisien.
Yefri juga mengungkapkan harapannya agar pencarian segera membuahkan hasil.
“Kami berharap segera menemukan tanda-tanda keberadaan korban, baik berupa pakaian, atribut, atau petunjuk lain yang dapat mempercepat proses pencarian,” ujarnya.
Ia turut mengapresiasi langkah Polri yang menggandeng masyarakat lokal untuk memberikan informasi jika menemukan indikasi terkait korban.
Operasi pencarian ini menjadi bukti bahwa misi kemanusiaan melampaui segala batasan, menghadapi berbagai risiko alam maupun non-alam. Kolaborasi erat antara Polri, Basarnas, TNI, serta tokoh masyarakat dan agama menjadi kunci keberhasilan dalam upaya menemukan Iptu Tomi Samuel Marbun, sekaligus menjawab doa dan harapan keluarga yang menanti kepulangannya.***
Agus Pardesi