Sleman – Sebuah surat terbuka dari seorang siswa SMK di Sleman, Yogyakarta, yang ditujukan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, viral di media sosial. Dalam surat yang diunggah melalui akun TikTok, siswa tersebut mengungkapkan kebingungannya karena dilarang mengikuti ujian akibat tunggakan uang sekolah sebesar Rp 14 juta.
Siswa bernama Kevin Setiawan, kelas 12 Jurusan Teknik Permesinan di SMK Nasional Berbah, Sleman, mengaku sempat diusir dari ruang ujian meskipun sudah berada di dalam kelas. Ia berasal dari keluarga tidak mampu dan mengalami kondisi keluarga broken home, sehingga kesulitan membayar biaya sekolah. Unggahannya di TikTok mendapat perhatian luas dari netizen dan para pemerhati dunia pendidikan.
Klarifikasi dari Pihak Sekolah
Menanggapi viralnya unggahan ini, pihak SMK Nasional Berbah akhirnya memberikan klarifikasi. Kepala sekolah, Edy Muchlasin, menegaskan bahwa permasalahan ini telah diselesaikan secara baik-baik. Sekolah telah mengundang Kevin beserta orang tuanya untuk mediasi, yang juga dihadiri oleh aparat kepolisian, TNI, dan Dinas Pendidikan setempat.
Menurut Edy, Kevin kini diperbolehkan mengikuti ujian susulan setelah mediasi yang dilakukan pada Rabu siang. Ia juga menegaskan bahwa tidak semua informasi dalam unggahan TikTok tersebut benar. Salah satu yang perlu diluruskan, menurutnya, adalah klaim bahwa ada guru yang mengusir Kevin dari ruang ujian. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail terkait hal tersebut.
Dukungan dari DPRD Sleman
Wanto, anggota DPRD Kabupaten Sleman, yang turut hadir dalam mediasi, menyatakan bahwa masalah ini hanya sebatas kesalahpahaman. Ia berjanji akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membantu menyelesaikan tunggakan uang sekolah Kevin.
Sementara itu, ayah Kevin, Ariwantoko, menyambut baik hasil mediasi. Ia berharap anaknya bisa mengikuti ujian susulan dan mendapatkan bantuan untuk melunasi biaya sekolah yang masih tertunggak.
Ujian Susulan Dijadwalkan
Rencananya, ujian susulan untuk Kevin akan dilaksanakan pada Kamis, 13 Februari 2025, bersama dua siswa lainnya yang mengalami kendala serupa.
Kasus ini kembali menyoroti masalah akses pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu, serta kebijakan sekolah terkait pembayaran tunggakan.
Team e-channel TV | Yogyakarta
 
            
