BANTUL – Sejak ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, permasalahan pengelolaan sampah di Yogyakarta semakin mendesak untuk diselesaikan. Menyadari hal ini, warga Pedukuhan Singosaren, Wukirsari, Imogiri, Bantul, semakin memperkuat komitmennya dalam mengelola sampah secara mandiri. Dengan menerapkan sistem pilah sampah dari rumah, mereka berupaya menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

Gerakan ini didampingi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pilah Berkah, yang menggiatkan kampanye “Sampahku Tanggung Jawabku.” Kampanye ini mendorong masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga dengan lebih bijak. Salah satu wujud nyata gerakan ini terlihat saat warga RT 03 menggelar panen perdana sampah daur ulang mereka. Dengan penuh semangat, warga mendatangi pusat layanan bank sampah yang mereka kelola, membawa berbagai jenis sampah yang telah dipilah sebelumnya.

Upaya warga ini mendapatkan apresiasi dari Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul, Emi Masruroh. Dalam kesempatan tersebut, Emi bahkan turut serta menjadi petugas penimbang dadakan, melayani setoran sampah dari warga. Ia optimis bahwa melalui inisiatif ini, target Bantul Bersih Sampah 2025 dapat segera tercapai.
“Jika semua wilayah bisa mengelola sampah seperti ini, tentu permasalahan sampah di Bantul akan semakin terkendali,” ujar Emi Masruroh.
Selain itu, program pilah sampah dari rumah ini juga merupakan inisiatif Lurah Wukirsari, Susilo Hapsoro, yang telah diterapkan di 16 pedukuhan di wilayahnya. Program ini tak hanya mengubah paradigma masyarakat terhadap sampah, tetapi juga mengadopsi sistem pencatatan digital melalui platform SMASH ID yang terintegrasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dengan langkah-langkah nyata ini, warga Singosaren membuktikan bahwa pengelolaan sampah yang efektif bisa dimulai dari rumah, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
Joko Pramono | E-channel TV | Bantul Yogyakarta